Di lorong waktu yang panjang namun berujung, mereka seperti dihubungkan oleh teori benang merah. Dipertemukan oleh putih abu-abu 2013 menjadi awal dari kisah mereka yang tak terlupakan. Ditakdirkan dalam satu kelas, keharmonisan persahabatan mereka tumbuh seperti tanaman yang dipelihara untuk tumbuh subur. Diawali cinta monyet yang tidak berhasil dan sementara, persahabatan mereka tetap hangat dan saling melengkapi.
Sempat terpisah oleh jarak antar pulau demi mengejar cita dan tujuan yang berbeda, namun cerita mereka tetap menjadi jembatan yang membuat mereka tetap saling terhubung. Mereka berbagi kisah, kasih, tawa, bahkan air mata, layaknya persahabatan yang sejati.
Tahun berlalu, dan ditakdirkan kembali ke kampung halaman, kedekatan mereka semakin intens layaknya kepompong yang siap untuk menjadi indah. Persahabatan itu berubah menjadi perasaan untuk saling membersamai. Akhir yang bahagia, mereka sepakat untuk hidup bersama, seperti dua bagian kehidupan yang akhirnya menemukan tempatnya. 24 Oktober 2024 menjadi hari dimana pepatah asam di gunung dan garam di Laut bersatu menjadi kenyataan, hari di mana mereka memutuskan untuk menikah dan kebahagiaan itu akan dirayakan nanti pada 7 Juli 2025, mereka akan melangsungkan resepsi pernikahan, sebuah perayaan cinta yang akan menjadi kenangan abadi."