Ketika Doa Bertemu Takdir
Tahun 2024, dalam sunyi sebuah doa, aku berkata kepada Tuhan,
“Siapapun wanita yang mampu meyakinkanku, akan ku jaga seumur hidupku. Aku takkan menyia-nyiakannya, dan akan kubayar dengan keseriusan.”
Tak lama kemudian, Tuhan menjawab dengan cara yang indah.
Dia hadir, seorang wanita yang unik, lucu, dan penuh kebaikan. Pola pikirnya tegas, langkahnya terarah, dan hatinya begitu patuh pada orang tuanya. Bukan hanya membuatku tertarik, tapi juga membuatku berhenti dari segala pencarian. Aku menoleh kembali, bukan untuk mencari lagi, tapi untuk mengenalnya lebih dalam.
21 Juni 2024 menjadi saksi, hari di mana dua hati yang hampir menyerah pada cinta, justru dipertemukan oleh rasa yang tulus. Hari itu, tidak ada keraguan, tidak ada logika panjang. Hanya ada satu keyakinan yang kuat: “Aku ingin serius.”

Sejak saat itu, dia tak hanya jadi sosok yang dekat, tapi juga jadi nama yang selalu disebut-sebut di tengah keluarga. Jika ia tak tampak, selalu ada yang bertanya. Ia bukan sekadar hadir, tapi menjadi bagian yang dinanti.

Tahun berganti. 2025 menjadi tahun di mana janji mulai diwujudkan. Dalam diam yang penuh makna, kami persiapkan segalanya. Tanpa gegap gempita, hanya ketulusan dan niat yang lurus. Maka terpilihlah sebuah tanggal, bulan, tahun, dan tempat, sebagai tanda bahwa pernikahan yang kami dambakan sudah di depan mata.

Aku percaya, Tuhan benar-benar menyembuhkan. Dari hati yang dulu hancur, kini tumbuh harapan. Dari luka, kini tumbuh cinta. Dan dari doa, kini tumbuh kenyataan, bahwa kami akan melangkah bersama, selamanya.